This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Monday, November 29, 2010

50 Kerosakkan Sistem Demokrasi

Piramid Demokrasi

1. Demokrasi dan hal-hal yang berkaitan dengannya berupa partai-partai dan pemilihan umum merupakan manhaj jahiliyah yang bertentangan dengan Islam, maka tidak mungkin sistem ini dipadukan dengan Islam karena Islam adalah cahaya sedangkan demokrasi adalah kegelapan. (Surat Faathir:19-20) , (Surat Al-Baqarah: 256).

2. Terjun ke dalam kancah demokrasi mengandung unsur ketaatan kepada orang-orang kafir baik itu orang Yahudi, Nasrani atau yang lainnya, padahal kita telah dilarang untuk menaati mereka dan diperintahkan untuk menyelisihi mereka, sebagaimana hal ini telah diketahui secara lugas dan gamblang dalam dien. (Surat Ali ‘Imran: 100, (Surat Al-Furqaan: 52 , (Surat Al-Ahzaab: 48)

3. Sistem demokrasi memisahkan antara dien dan kehidupan, yakni dengan mengesampingkan syari’at Allah dari berbagai lini kehidupan dan menyandarkan hukum kepada rakyat agar mereka dapat menyalurkan hak demokrasi mereka –seperti yang mereka katakan– melalui kotak-kotak pemilu atau melalui wakil-wakil mereka yang duduk di Majelis Perwakilan.

4. Sistem demokrasi membuka lebar-lebar pintu kemurtadan dan zindiq, karena di bawah naungan sistem thaghut ini memungkinkan bagi setiap pemeluk agama, madzhab atau aliran tertentu untuk membentuk sebuah partai dan menerbitkan mass media untuk menyebarkan ajaran mereka yang menyimpang dari dienullah dengan dalih toleransi dalam mengeluarkan pendapat, maka bagaimana mungkin setelah itu dikatakan, “Sesungguhnya sistem demokrasi itu sesuai dengan syura dan merupakan satu keistimewaan yang telah hilang dari kaum muslimin sejak lebih dari seribu tahun yang lalu,” sebagaimana ditegaskan oleh sejumlah orang jahil, bahkan (ironisnya) hal ini juga telah ditegaskan oleh sejumlah partai Islam yang dalam salah satu pernyataan resminya disebutkan:
“Sesungguhnya demokrasi dan beragamnya partai merupakan satu-satunya pilihan kami untuk membawa negeri ini menuju masa depan yang lebih baik.”

5. Sistem demokrasi membuka pintu syahwat dan sikap permissivisme (menghalalkan segala cara) seperti minum arak, mabuk-mabukan, bermain musik, berbuat kefasikan, berzina, menjamurnya gedung bioskop dan hal-hal lainnya yang melanggar aturan Allah di bawah semboyan demokrasi yang populer, “Biarkan dia berbuat semaunya, biarkan dia lewat dari mana saja ia mau,” juga di bawah semboyan “menjaga kebebasan individu.”

6. Sistem demokrasi membuka pintu perpecahan dan perselisihan, mendukung program-program kolonialisme yang bertujuan memecah-belah dunia Islam ke dalam sukuisme, nasionalisme, negara-negara kecil, fanatisme golongan dan kepartaian. (Surat Al-Mukminun: 52, (Surat Ali ‘Imran: 103) , (Surat Al-Anfal: 46)

7. Sesungguhnya orang yang bergelut dengan sistem demokrasi harus mengakui institusi-institusi dan prinsip-prinsip kekafiran, seperti piagam PBB, deklarasi Dewan Keamanan, undang-undang kepartaian dan ikatan-ikatan lainnya yang menyelisihi syari’at Islam. Jika ia tidak mau mengakuinya, maka ia dilarang untuk melaksanakan aktivitas kepartaiannya dan dituduh sebagai seorang ekstrim dan teroris, tidak mendukung terciptanya perdamaian dunia dan kehidupan yang aman.

8. Sistem demokrasi memvakumkan hukum-hukum syar’i seperti jihad, hisbah, amar ma’ruf nahi munkar, hukum terhadap orang yang murtad, pembayaran jizyah, perbudakan dan hukum-hukum lainnya.

9. Orang-orang murtad dan munafiq dalam naungan sistem demokrasi dikategorikan ke dalam warga negara yang potensial, baik dan mukhlis, padahal dalam tinjauan syar’i mereka tidak seperti itu.

10. Demokrasi dan pemilu bertumpu kepada suara mayoritas tanpa tolak ukur yang syar’i. (Surat Al-An’am: 116), (Surat Al-A’raf: 187), (Surat Saba’: 13)

11. Sistem ini membuat kita lengah akan tabiat pergolakan antara jahiliyah dan Islam, antara haq dan batil, karena keberadaan salah satu di antara keduanya mengharuskan lenyapnya yang lain, selamanya tidak mungkin keduanya akan bersatu. Barangsiapa mengira bahwa dengan melalui pemilihan umum fraksi-fraksi jahiliyah akan menyerahkan semua institusi-institusi mereka kepada Islam, ini jelas bertentangan dengan rasio, nash dan sunah (keputusan Allah) yang telah berlaku atas umat-umat terdahulu.

12. Sistem demokrasi ini akan menyebabkan terkikisnya nilai-nilai aqidah yang benar yang diyakini dan diamalkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya yang mulia, akan menyebabkan tersebarnya bid’ah, tidak dipelajari dan disebarkannya aqidah yang benar ini kepada manusia, karena ajaran-ajarannya menyebabkan terjadi perpecahan di kalangan anggota partai, bahkan dapat menyebabkan seseorang keluar dari partai tersebut sehingga dapat mengurangi jumlah perolehan suara dan pemilihnya.

13. Sistem demokrasi tidak membedakan antara orang yang alim dengan orang yang jahil, antara orang yang mukmin dengan orang kafir, dan antara laki-laki dengan perempuan, karena mereka semuanya memiliki hak suara yang sama, tanpa dilihat kelebihannya dari sisi syar’i. padahal Allah Ta’ala berfirman: (Surat Az-Zumar: 9) , (Surat As-Sajdah: 18) , (Surat Al-Qalam: 35-36)

14. Sistem ini menyebabkan terjadinya perpecahan di kalangan para aktivis dakwah dan jamaah-jamaah Islamiyah, karena terjun dan berkiprahnya sebagian dari mereka ke dalam sistem ini (mau tidak mau) akan membuat mereka mendukung dan membelanya serta berusaha untuk mengharumkan nama baiknya yang pada gilirannya akan memusuhi siapa yang dimusuhi oleh sistem ini dan mendukung serta membela siapa yang didukung dan dibela oleh sistem ini, maka ujung-ujungnya fatwa pun akan simpang-siur tidak memiliki kepastian antara yang membolehkan dan yang melarang, antara yang memuji dan yang mencela.

15. Di bawah naungan sistem demokrasi permasalahan wala’ dan bara’ menjadi tidak jelas dan samar, oleh karenanya ada sebagian orang yang berkecimpung dan menggeluti sistem ini menegaskan bahwa perselisihan mereka dengan partai sosialis, partai baath dan partai-partai sekuler lainnya hanya sebatas perselisihan di bidang program saja bukan perselisihan di bidang manhaj dan tak lain seperti perselisihan yang terjadi antara empat madzhab, dan mereka mengadakan ikatan perjanjian dan konfederasi untuk tidak mengkafirkan satu sama lain dan tidak mengkhianati satu sama lain, oleh karenanya mereka mengatakan adanya perselisihan jangan sampai merusakkan kasih sayang antar sesama!!

16. Sistem ini akan mengarah pada tegaknya konfederasi semu dengan partai-partai sekuler, sebagai telah terjadi pada hari ini.

17. Sangat dominan bagi orang yang berkiprah dalam kancah demokrasi akan rusak niatnya, karena setiap partai berusaha dan berambisi untuk membela partainya serta memanfaatkan semua fasilitas dan sarana yang ada untuk menghimpun dan menggalang massa yang ada di sekitarnya, khususnya sarana yang bernuansa religius seperti ceramah, pemberian nasehat, ta’lim, shadaqah dan lain-lain.

18. (Terjun ke dalam kancah demokrasi) juga akan mengakibatkan rusaknya nilai-nilai akhlaq yang mulia seperti kejujuran, transparansi (keterusterangan) dan memenuhi janji, dan menjamurnya kedustaan, berpura-pura (basa-basi) dan ingkar janji.

19. Demikian pula akan melahirkan sifat sombong dan meremehkan orang lain serta bangga dengan pendapatnya masing-masing karena yang menjadi ini permasalahan adalah mempertahankan pendapat. Dan Allah Ta’ala telah berfirman: (Surat Al-Mukminun: 53)

20. Kalau kita mau mencermati dan meneliti dengan seksama, berikrar dan mengakui demokrasi berarti menikam (menghujat) para Rasul dan risalah (misi kerasulan) mereka, karena al-haq (kebenaran) kalau diketahui melalui suara yang terbanyak dari rakyat, maka tidak ada artinya diutusnya para Rasul dan diturunkannya kitab-kitab, apalagi biasanya ajaran yang dibawa oleh para Rasul banyak menyelisihi mayoritas manusia yang menganut aqidah yang sesat dan menyimpang dan memiliki tradisi-tradisi jahiliyah.

21. Sistem demokrasi membuka pintu keraguan dan syubhat serta menggoncangkan aqidah umat Islam, terlebih lagi kita hidup di masa dimana ulama robbaninya sangat sedikit sedang kebodohan tersebar dimana-mana. Maka lantaran terbatasnya ilmu, banyak orang-orang awam yang jiwanya down dan goncang dalam menghadapi gelombang besar dan arus deras dari berbagai partai, surat kabar, dan pemikiran-pemikiran yang destruktif.

22. Melalui dewan-dewan perwakilan dapat diketahui bahwa sesungguhnya sistem demokrasi berdiri di atas asas tidak mengakui adanya Al-Hakimiyah Lillah (hak pemilikian hukum bagi Allah), maka terjun ke dalam sistem demokrasi kalau bertujuan untuk menegakkan argumen-argumen dari Al-Quran dan Sunnah maka hal ini tidak mungkin diterima oleh anggota dewan karena yang dijadikan hujjah oleh mereka adalah suara mayoritas dan andapun mau tidak mau harus mengakui suara mayoritas tersebut.

23. Kita tanyakan kepada para aktivis dakwah yang tertipu dengan sistem ini: Jika kalian sudah sampai pada tampuk kekuasaan apakah kalian akan menghapuskan demokrasi dan melarang eksisnya partai-partai sekuler? Padahal kalian telah sepakat dengan partai-partai lain sesuai dengan undang-undang kepartaian bahwa pemerintahan akan dilaksanakan secara demokrasi dengan memberi kesempatan kepada seluruh partai untuk berpartisipasi aktif. Jika kalian mengatakan bahwa sistem demokrasi ini akan dihapus dan partai-partai sekuler dilarang untuk eksis berarti kalian berkhianat dan mengingkari perjanjian kalian merkipun perjanjian tersebut (pada hakekatnya) adalah bathil. Sedangkan Allah Ta’ala telah berfirman: (Surat Al-Anfal: 58)
Adapun hadits yang menyatakan bahwa perang itu adalah tipu daya, tidak termasuk dalam pembahasan ini. Dan jika kalian mengatakan kami akan menegakkan hukum demokrasi dan mentolerir berdirinya partai-partai berarti ini bukanlah pemerintahan yang Islami.

24. Sistem demokrasi bertentangan dengan prinsip taghyir (perubahan) dalam Islam yang dimulai dari mencabut segala yang berbau jahiliyah dari akar-akarnya lalu mengishlah (memperbaiki) jiwa-jiwa manusia. (Surat Ar-Ra’du: 11)
Maka prinsip perbaikan ekonomi, politik dan sosial adalah mengikuti perbaikan jiwa manusia-manusianya, bukan sebaliknya.

25. Sistem ini bertentangan dengan nash-nash yang qath’i yang mengharamkan menyerupai orang-orang kafir baik dalam akhlaq, gaya hidup, tradisi ataupun sistem dan perundang-undangan mereka.

26. Dan yang sangat membahayakan, sistem demokrasi dan pemilu dapat mengestablishkan (mengukuhkan posisi) orang-orang kafir dan munafiq untuk memegang kendali kekuasaan atas kaum muslimin –dengan cara yang syar’i– menurut perkiraan sebagian orang-orang yang jahil. Padahal Allah Ta’ala telah berfirman: (Surat Al-Baqarah: 124), (Surat An-Nisaa’: 141)
Berapa banyak orang-orang muslim yang awam tertipu dengan sistem seperti ini sehingga mereka mengira bahwa pemilu adalah cara yang syar’i untuk memilih seorang pemimpin!!

27. Demokrasi mengaburkan dan meruntuhkan pengertian syura yang benar.

28. Terjun ke dalam kancah demokrasi akan dihadapkan pada perkara-perkara kufur dan menghujat syariat Allah, mengolok-oloknya dan mencemooh orang-orang yang berusaha untuk menegakkannya, karena setiap kali dijelaskan kepada mereka bahwa hukum yang mereka buat bertentangan dengan ajaran Islam, mereka akan mencemooh syariat Islam yang bertentangan dengan undang-undang mereka dan mencemooh orang-orang yang berusaha untuk memperjuangkannya. Maka menutup erat-erat pintu yang menuju ke sana dalam hal ini sangat diperlukan. Allah Ta’ala berfirman: (Surat Al-A’la: 9) , (Surat Al-An’am: 108)

29. Masuk ke dalam kancah demokrasi dapat menyingkap data-data tentang harakah Islamiyah dan sejauh mana peran dan pengaruhnya terhadap rakyat yang pada gilirannya harakah tersebut akan dihabisi dan dimusnahkan sampai ke markasnya. Maka jelas hal ini sangat merugikan dan membahayakan sekali.

30. Demokrasi akan membuat harakah Islamiyah dikendalikan oleh orang-orang yang tidak kufu’ (yang tidak memiliki pengetahunan dan pemahaman tentang Dien yang cukup), karena yang menjadi pemimpin harus sesuai dengan hasil partai dalam sistem kerja maupun pelaksanaan programnya harus sesuai dengan asas pemilu.

31. Dari hasil kajian dan pemantauan langsung di lapangan telah terbukti gagal dan tidak ada manfaatnya sistem ini, di mana banyak para aktivis dakwah di pelbagai negara seperti Mesir, Aljazair, Tunisia, Yordania, Yaman, dan lain-lain yang telah ikut berperan dalam pentas demokrasi ini, namun hasilnya sama-sama telah diketahui “hanya sekedar mimpi dan fatamorgana” sampai kapan kita masih akan tertipu?

32. Orang yang mau memperhatikan dan mencermati akan tahu bahwa sistem demokrasi akan menyimpangkan alur shahwah Islamiyah (kebangkitan Islam) dari garis perjalanannya, melalaikan akan tujuan dasarnya dan juga akan menjurus kepada perubahan total yang mendasar dan menyeluruh, yang hanya bertumpu pada prediksi dan khayalan belaka.

33. (Diberlakukannya sistem demokrasi) berarti menafikan peran ulama dan menghilangkan kedudukan mereka di mata masyarakat padahal merekalah yang memiliki ilmu dan menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, karena mereka sudah tidak lagi ditaati dan dijadikan sebagai pemimpin lantaran kebijaksanaan hukum berada di tangan mayoritas.

34. Sistem demokrasi memupuskan minat dan semangat untuk mendalami ilmu syar’i dan tafaqquh fi’d-dien dan menyibukkan manusia dalam hal-hal yang tidak bermanfaat.

35. Sistem demokrasi menyebabkan terhentinya ijtihad, karena tidak ada istilah mujtahid dan muqollid dalam barometer demokrasi, semuanya adalah mujtahid tanpa perlu memiliki perangkat ijtihad atau melihat kepada dalil-dalil syar’i.

36. Sistem ini dapat menyebabkan hancur dan binasanya harakah Islamiyah, karena sering kali harakah-harakah ini bertikai dan berkonfrontasi dengan orang-orang yang menyelisihi mereka tanpa mempunyai kemampuan dan persiapan untuk menghadapi musuh.

37. Menurut sebagian aktivis dakwah, tujuan mereka masuk ke dalam sistem ini adalah untuk menegakkan hukum Allah. Padahal mereka tidak akan mewujudkannya kecuali dengan mengakui bahwa rakyat adalah sebagai penentu dan pembuat hukum, ini berarti ia telah menghancurkan tujuan (yang ingin dicapainya) dengan sarana yang dipergunakannya.

38. Demokrasi adalah sebuah sistem yang menipu rakyat pada hari ini, dengan propagandanya hukum berada di tangan rakyat dan rakyatlah sebagai pemegang keputusan, padahal pada hakekatnya tidaklah demikian.

39. Demokrasi menyita dan menghabiskan waktu dan tenaga para ulama dan aktivis dakwah, dan membuat mereka lalai dari membina umat dan dari berkonsentrasi untuk mengajarkan dienul Islam kepada manusia.

40. Dalam sistem demokrasi kekuasaan dibatasi sampai pada masa tertentu, jika masanya telah berakhir maka ia harus turun untuk digantikan dengan yang lainnya., kalau tidak maka akan terjadi pertikaian dan peperangan, padahal bisa jadi sebenarnya dialah yang paling berhak (karena memiliki kemampuan dan kecakapan yang memenuhi persyaratan sebagai seorang pemimpin) namun karena masa jabatannya telah habis ia diganti oleh orang lain yang tidak memiliki kemampuan seperti dirinya. Maka hal ini akan membuka pintu fitnah dan sikap membelot dari penguasa yang sah, padahal telah diketahui bahwa keluar (membelot) dari penguasa itu tidak boleh kecuali jika penguasa tersebut terlihat melakukan kekafiran yang nyata dan pembelotannya dapat mewujudkan kemaslahatan yang berarti serta memiliki kemampuan untuk melakukan hal tersebut.

41. Dewan-dewan perwakilan adalah dewan-dewan thaghut yang tidak dapat dipercaya untuk mengakui bahwa pemilik dan penentu hukum secara mutlaq adalah Allah, maka tidak boleh duduk bersama mereka di bawah payung demokrasi, karena Allah Ta’ala telah berfirman: (Surat An-Nisaa’: 140) , (Surat Al-An’am: 68)

42. Demokrasi pada hakekatnya menikam (menghujat) Allah serta melecehkan hikmah dan syariat-Nya.

43. Di bawah naungan sistem demokrasi berbagai bid’ah dan kesesatan dengan berbagai macam pola tumbuh subur dan orang-orang yang menyerukannya dari berbagai thoriqot dan firqoh seperti Syiah, Rafidlah, Sufiah, Mu’tazilah, Kebatinan, dan lain-lainnya pun bermunculan. Bahkan di bawah naungan sistem ini mereka mendapatkan dukungan dan dorongan dari orang-orang munafik yang berada di dalamnya dan juga dari kekuatan-kekuatan yang terselubung dari pihak luar. Dan Allah tetap memiliki urusan terhadap makhluk-makhluk ciptaan-Nya.

44. Sebaliknya bertubi-tubi tuduhan dan dakwaan yang ditujukan kepada para aktivis dakwah dengan menjelekkan citra mereka di mata masyarakat umum sehingga mereka dijuluki sebagai pencari kedudukan, harta dan jabatan, dan mereka juga dijuluki sebagai penjilat dan masih banyak lagi julukan-julukan dusta lainnya sebagai akibat diberlakukannya asas bebas berbicara dan mengeluarkan pendapat serta menghujat harga diri orang lain.

45. Orang yang berada di dalam sistem ini dipaksa untuk bergabung dalam satu barisan bersama partai-partai murtad dan zindiq dalam mempertahankan prinsip-prinsip jahiliyah seperti deklarasi-deklarasi internasional, kebebasan pers, kebebasan berpikir, kebebasan etnis Arab,

46. Sistem ini akan mengakibatkan hancurnya perekonomian dan disia-siakannya harta rakyat, karena anggaran belanja negara akan dialokasikan oleh partai-partai berkuasa demi memenuhi ambisi mereka dengan membangun gedung-gedung dan menjalankan kampanye pemilihan umum sesuai dengan yang mereka rencanakan dan agar partai-partai tersebut dapat mewujudkan pembelian dukungan (penggalangan dan pengumpulan massa) dengan iming-iming materi yang menggiurkan.

47. Sistem ini memadukan antara haq dan bathil, jahiliyah dan Islam, serta antara ilmu dan kebodohan.

48. Demokrasi mencabik-cabik jati diri umat Islam dan menjatuhkan kewibawaan mereka melalui penghujatan atas syari’at dan tuduhan bahwa syari’at tersebut sudah tidak relevan lagi dengan kondisi zaman, juga melalui pengebirian sejarah dan hukum Islam dan mengilustrasikan bahwa Islam itu diktator tidak seperti demokrasi. Di samping itu demokrasi berarti meleburkan umat Islam secara membabi buta ke dalam satu wadah bersama orang-orang barat dari golongan Yahudi dan Nasrani yang memendam dendam kesumat kepada umat Islam.

49. Sistem ini akan membuat labilnya keamanan suatu negeri dan terjadinya persaingan antar partai yang tidak berujung pangkal, maka manakala sistem ini diterapkan di suatu negara, niscaya akan tersebar rasa takut, cemas, persaingan antar penganut aqidah, aliran, fanatisme golongan dan keturunan, sikap oportunis dan bentuk-bentuk persaingan tidak sehat lainnya.

50. Kalaupun ada kemaslahatan yang dapat dipetik dari berkiprah dalam demokrasi dan pemilihan umum, kemaslahatan ini masih bersifat parsial dan masih samar jika dibandingkan dengan sebagian kerusakan besar yang ditimbulkannya apalagi jika dibandingkan dengan keseluruhannya. Dan orang yang mengamati secara obyektif atas sebagian yang telah disebutkan akan menjadi jelas baginya ketimpangan sistem thoghut ini dan jauhnya dari dienullah bahkan sesungguhnya demokrasi adalah aliran dan sistem yang paling berbahaya yang dipraktekkan di dunia saat ini, ia merupakan induk kekafiran, dimana memungkinkan setiap aliran dan agama baik itu Yahudi, Nasrani, Majusi, Budha, Hindu dan Islam untuk hidup di bawah naungannya. Dalam barometer demokrasi semua pendapat mereka dihargai dan didengar, mereka berhak untuk mempraktekkan dan mengamalkan aqidah mereka dengan seluruh sarana dan fasilitas yang ada. Cukuplah hal ini sebagai tanda zindiq dan keluar dari dien Islam, maka bagaimana mungkin setelah ini dikatakan sesungguhnya demokrasi itu sesuai dengan Islam atau Islam itu adalah sistem demokrasi atau demokrasi itu adalah syura sebagaimana dikatakan oleh sejumlah orang yang menggembar-gemborkan sistem ini sebagai sistem Islam.
Akhirnya kami mengharap dari setiap saudara yang berambisi untuk memperjuangkan Dienullah untuk benar-benar mencermati serta mengkaji kembali kerusakan-kerusakan ini, dan melihat kepadanya secara obyektif jauh dari fanatik individu, badan, atau institusi tertentu karena kebenaran itu lebih berhak untuk diikuti dan hikmah merupakan barang orang mu’min yang hilang dimanapun ia mendapatkannya maka ia berhak atasnya. Kami memohon kepada Allah Yang Maha Agung lagi Maha Tinggi dengan nama-nama-Nya yang baik dan sifat-sifat-Nya yang agung agar menyatukan hati-hati kaum muslimin di atas ketaatan kepada-Nya dan menyatukan barisan mereka di atas Al-Haq dan ittiba’ (mengikuti tuntunan dan garis perjuangan yang telah dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam). Karena Dialah Yang Maha Kuasa atas hal tersebut. Semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada penutup para Nabi dan Rasul Nabi kita Muhammad, segenap keluarganya, sahabat-sahabatnya dan orang-orang yang meniti jejaknya dan mengikuti sunnahnya sampai hari kiamat.

DIAMBIL DARI:
JUDUL ASLI
Khomsuuna Mafsadah
Jaliyyah min
Mafaasidi’d-Dimoqratiyyah
wa’l-Intikhobaat
wa’l-Hizbiyyah
Penulis
Syeikh Abdul Majid bin Mahmud Ar-Reimy

Mengapa Israel Gelojoh?!

Wahai Tuhan kami, Engkaulah Keselamatan,

dan daripadaMu jua Keselamatan

Engkau Maha Suci Tuhan kami dan Maha Tinggi,

hai Tuhan yang mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan

Kami dengar dan kami taat

ampunkanlah kami wahai Tuhan kami

dan kepadaMu jua kesudahan kami.


Wahai Tuhan kami, tolonglah tentera-tentera Islam

Dan askar-askar yang meng-Esakan Tuhan

Dan binasakanlah orang-orang kafir (harbi)

Orang-orang degil, pembawa-pembawa bid’ah

Dan orang-orang yang mempersekutukanMu

Dan hancurkanlah musuh-musuhMu,

musuh-musuh agama Islam

Wahai Tuhan

Pecahkanlah kumpulan mereka

Dan bubarkanlah himpunan mereka

Kurangkan bilangan mereka

dan goncangkan kaki-kaki mereka

Turunkan seksa yang pedih ke atas mereka

dengan RahmatMu wahai Tuhan sekalian alam

Wahai Tuhan kami, wahai Tuhan kami,

tolonglah kami mengatasi kaum kafir

Hai Tuhan kami, ampunkanlah kami dari dosa-dosa kami

dan matikanlah kami sebagai orang Islam…

( SALAWAT & PENUTUP DOA)

—————————————-————

Kegelojohan serangan Israel yang amat dahsyat ke atas penduduk Gaza pada hari-hari menjelang Maal Hijrah masih berterusan hingga sekarang sedangkan menurut sejarah, bulan Muharram adalah bulan-bulan Kemenangan untuk umat Islam yang benar-benar bertaqwa kepada Allah.

Zionist Yahudi seolah-olah tidak dapat mengawal perasaan mereka, hinggakan masjid- masjid, sekolah-sekolah PBB dibom, bantuan kemanusian semuanya disekat, dihalang. Mereka sudah tidak hirau pandangan dunia. Mereka sebenarnya sedang mengalami ketakutan peringkat tertinggi apabila usaha-usaha mereka untuk menghalang suatu kebangkitan Islam di Timur tetap terhalang hingga buntu dan dungu mereka dibuatnya. Berbagai usaha lahir dan seni-seni termasuk teknologi sihir tercanggih digunakan untuk menyekatnya, tetapi segalanya semakin gagal. Mereka yakin hari-hari kemenangan umat Islam yang dijanjikan dan disebut hadis-hadis akan berlaku tidak lama lagi. Mereka yakin kebangkitan Islam dari Timur akan sampai juga ke Palestin akhirnya, Masjidil Aqsa akan bebas juga akhirnya, maka mereka melepaskan geram sungguh-sungguh di Palestine dengan menyerangnya awal-awal. Apa mereka peduli?

Mereka sedang takutkan sekumpulan Muslim yang mengamalkan Islam dengan sangat praktikal, yang hatinya bertaut antara satu sama lain, yang sudah berlaku persaudaraan hakiki, ibarat mereka adalah daripada ibu dan bapa yang satu. Masing-masing. mengambil berat antara sesama mereka dan dengan sesama ahli keluarga saudara mereka. Mereka adalah ibarat jelmaan semula para Sahabat RA dari zaman dahulu. Inilah perpaduan waja yang amat sukar dimusnahkan Yahudi. Inilah kumpulan yang sedang dan bakal menaikkan Islam.

Kaum minoriti Muslim yang ditakuti Yahudi ini sangat mencintai Allah melebihi segala-galanya. Allah itulah segala-galanya bagi mereka, tidak ada tujuan lain, selain kerana Allah, untuk Allah dan membesarkan Allah.

Kaum ini juga sangat mencintai alam barzakh, sangat mencintai Rasulullah SAW dan Ahli Keluarga baginda SAW di alam sana seolah-olah seperti keluarga mereka sendiri. Kecintaan dan kerinduan mereka sangat mendalam hingga hampir tidak difahami oleh akal. Sentiasa menyebut-nyebut baginda SAW dan amat menghormati baginda SAW lahir dan batin, hingga menitis air mata terkenang-kenangkan Rasulullah SAW.

Kasih sayang antara mereka sangat indah. Kasih sayang ini memancar ke luar komuniti mereka. Akhirnya tercetuslah kasih sayang luar biasa di tengah-tengah masyarakat, ibarat sekuntum bunga yang mengembang mekar di tengah-tengah padang pasir yang amat tandus.

Ibadah sangat dititikberatkan, kemas dan diperkemaskan dengan persiapan-persiapan yang sepatutnya seperti memakai pakaian yang kemas, membersihkan mulut, mengenakan haruman, membanyakkan zikir, menyucikan hati dan seterusnya. Sembahyang semakin dibaiki seperti menunggu waktu, dilaksanakan pada awal waktu, berusaha bersungguh-sungguh untuk khusyuk, mendalami ilmu yang berkaitan dengan sembahyang dan terus diamalkan.

Mereka menjadi abid di malam hari. Air mata selalu berguguran kerana mengenangkan dosa-dosa sendiri, banyak merintih, selalu mengadu kelemahan diri dan kekurangan dalam ibadatnya. Kurang mengambil tahu akan kesalahan orang lain, kerana kesalahan dan dosa sendiri lebih patut diutamakan.

Berkorbannya mereka untuk membangunkan syiar Islam macam angin kencang, tidak bersifat kedekut atau berkira dalam segala urusan. Orang yang lebih hampir dengan Allah ialah yang lebih pemurah di kalangan mereka.

Musuh sudah sangat kucar-kacir, dikucar-kacirkan oleh penangan sesama mereka dan oleh dosa-dosa yang mereka sendiri lakukan. Selain daripada itu, persatuan, kekuatan ekonomi, merebaknya penyakit, hinggalah mukabumi dan lautan sekeliling tempat musuh mereka berpijak turut dikucar-kacirkan oleh malaikat atas arahan Allah. Para minoriti Muslim ini sebenarnya tidak pernah mendoakan kecelakaan kepada mana-mana insan, melainkan jika mereka itu sendiri yang menentang Allah dan rasul-Nya. Para tentera di alam ghaib sana turut sama membantu menambahkan lagi kucar-kacirnya pihak musuh seperti yang dinyatakan di atas.

Datang berita-berita ghaib, yang tidak putus-putus kepada insan-insan yang berhati bersih di kalangan mereka, ini Yahudi pun mengetahuinya, malah meyakininya. Dengan berita dan bantuan ghaib inilah strategi mereka sentiasa terkedepan berbanding musuh-musuh mereka, baik musuh kecil yang dekat mahupun musuh utama mereka yang jauh itu, yakni kaum Yahudi itu sendiri.

Bagaimana ulasan keseluruhan para ulama tentang isu ini ? Ulama kita semuanya semacam diam dan membisu mengenai kekejaman Yahudi dan Israel dan signifikannya kepada nasib umat Islam di masa akan datang, kalau bercakap pun berlapik atau sekadar hendak menunjuk-nunjuk geram sahaja. Sebenarnya mereka sendirilah yang paling tiada bersemangat bila bercakap berkenaan hal kebangkitan Islam, hal Imam Mahdi dan lain-lain.

“Tak usah cakap hal Islam akan gemilang di akhir zaman” kata mereka.

“Nanti semua orang sesat! ” kata mereka lagi.

Alhasil umum yang tercari-cari kaedah, hukum ijtihad mengenainya, di mana, bagaimana, dan berbagai lagi persoalan tentang Imam Mahadi yang dijanjikan dalam hadis-hadis. Berjayalah Yahudi merosakkan ulama-ulama. Tiada pun seorang ulama pun yang betul-betul berani menegakkan kebenaran sebenar-benarnya. Semuanya tunduk dengan kuasa orang politik dan duit.

Negara Arab semuanya turut ketakutan kerana di belakang Israel adalah Amerika. Di belakang Obama adalah Yahudi. Walaupun begitu, janji Tuhan di akhir zaman pasti akan berlaku.

Sunday, November 28, 2010

Bangkitlah wahai ummah



Ya Allah....menitis air mata tatkala setiap kali melihat video ini,betapa tingginya pengorbanan Rasululllah saw.Memang jauh beza pengorbanan Rasululullah saw berbanding umat mutakhir ini.

Klip Video ini adalah dari filem 'The Message' (Tahun: 1976), lakonan Anthony Quinn (sbg Hamza) dan Irene Papas (sbg Hind).Hayati video ini agar bertambah lagi kecintaan kita kepada Allah dan Rasulullah saw.

Bayangkan…,

Apabila Rasulullah SAW dengan diizinkan Allah tiba-tiba muncul mengetuk pintu rumah kita........

Beliau datang dengan tersenyum dan muka bersih di muka pintu rumah kita, Apa yang akan kita lakukan? Mestinya kita akan amat sangat berbahagia, memeluk Beliau erat-erat dan lantas mmpersilakan Beliau masuk ke Ruang tamu kita. Kemudian kita tentunya akan meminta dengan agar Rasulullah SAW sudi menginap beberapa hari di rumah kita.

Beliau tentu tersenyum........

Tapi barangkali kita meminta pula Rasulullah SAW menunggu sebentar di depan pintu kerana kita teringat akan lukisan ‘wanita tidak menutup aurat’ yang kita gantung di dinding ruang tamu, sehingga kita terpaksa juga memindahkannya ke belakang secara tergesa-gesa. Barangkali kita akan memindahkan Frame kaligrafi Allah dan Muhammad yang ada di sudut tepi bilik dan meletakkannya di ruang tamu.

Beliau tentu tersenyum......

Atau barangkali kita teringat Video, CD, dan koleksi filem yang ada di ruang tengah dan kita tergesa-gesa memindahkan dahulu koleksi CD tersebut ke dalam laci.

Beliau tentu tetap tersenyum........

Bagaimana bila kemudian Rasulullah SAW bersedia menginap di rumah kita ?

Barangkali kita teringat bahwa anak kita lebih hafal lagu-lagu barat daripada menghafal Selawat kepada Rasulullah SAW. Barangkali kita menjadi malu bahawa keluarga kita tidak mengetahui sedikitpun sejarah Rasulullah SAW kerana kita lupa dan lalai mengajarkannya.

Beliau tentu tersenyum........

Barangkali kita menjadi malu bahawa anak kita tidak mengetahui satupun nama keluarga Rasulullah SAW dan sahabatnya tetapi hafal di luar kepala mengenai anggota Power Rangers atau Team Bola seluruh dunia . Barangkali kita terpaksa harus membersih dan mengemaskan satu ruang bilik menjadi ruang Solat. Barangkali kita teringat bahawa anak perempuan di rumah kita tidak memiliki koleksi pakaian yang menutup aurat untuk berhadapan dengan Rasulullah SAW.

Beliau tentu tersenyum........

Belum lagi koleksi buku-buku kita. Belum lagi koleksi kaset kita. Belum lagi koleksi karaoke kita. Kemana kita harus menyingkirkan semua koleksi tersebut demi menghormati junjungan kita? Barangkali kita menjadi malu diketahui junjungan kita bahwa kita tidak pernah ke masjid meskipun azan berbunyi.

Beliau tentu tersenyum........

Barangkali kita menjadi malu kerana pada saat maghrib keluarga kita sibuk di depan TV.

Barangkali kita menjadi malu kerana kita menghabiskan hampir seluruh waktu kita untuk mencari kesenangan duniawi.

Barangkali kita menjadi malu kerana keluarga kita tidak pernah menjalankan sholat jama’ah atau sunnah.

Barangkali kita menjadi malu kerana keluarga kita sangat jarang membaca Al Qur'an.

Barangkali kita menjadi malu bahawa kita tidak mengenali jiran tetangga kita.

Beliau tentu tersenyum.......

Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah SAW menanyakan kepada kita siapa nama tukang sampah yang setiap hari hadir di depan rumah kita. Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah SAW bertanyakan tentang siapa nama dan alamat penjaga masjid di kampung kita.

Betapa senyum beliau masih ada di situ........

Bayangkan apabila Rasulullah SAW tiba-tiba muncul di depan rumah kita......

Apa yang akan kita lakukan ? Masihkah kita memeluk junjungan kita dan mempersilakan Beliau masuk dan menginap di rumah kita ? Atau adakah akhirnya dengan berat hati, kita akan menyuruh Beliau berkunjung ke rumah kita di hari kemudian kerana keadaan sekarang akan sangat membuatkan kita tidak selesa dan malu kepada Rasulullah…

Maafkan kami ya Rasulullah.... Masihkah Beliau tersenyum ? Senyum pilu, senyum sedih dan senyum hiba.....

Oh… betapa memalukannya kehidupan kita saat ini di mata Rasulullah........

Dan akankah kita membuat Beliau tersenyum di pertemuan kita dengan Rasulullah SAW (di yaumil akhir) nanti …?

Dan keinginan berkumpul dengan umatnya menjadikan Rasulullah SAW selalu memaafkan kesalahan umat yang dicintainya… kerana sang pecinta sejati memiliki segudang kemaafan untuk umatnya yang menyedari kesalahan dan kembali padanya…

RAHSIA YANG MANUSIA TIDAK TAHU

Banyak perkara yang manusia ketahui tapi tidak tahu rahsianya di sebaliknya. Antara perkara-perkara yang manusia tahu tetapi mereka tidak tahu rahsianya ialah…

1. Di antara cara mendidik manusia menjadi baik ialah dengan usaha menyakitkan nafsunya.

2. Jika seorang muslim mati bersama sakit zahirnya, maka itu adalah penghapusan dosanya atau dia mendapat darjat di dalam Syurga. Sebaliknya kalau dia mati bersama penyakit batinnya, dia akan ke Neraka.

3. Manusia yang berpenyakit lahir (fizikalnya), sakitnya boleh merosakkan anggotanya sahaja tetapi manusia yang berpenyakit batin boleh merosakkan semua yang ada di dunia. Banyak perkara yang akan dirosakkannya.

4. Sesuatu perkara atau benda yang kita suka, sangat sukar untuk kita tadbir dan mengurusnya. Biasanya selalu sahaja kita melakukan kesalahan di dalam mengurusnya.

5. Banyak orang boleh memperkatakan penyakit batin tetapi gagal mengesannya. Lantaran itulah ada orang waktu menceritakan penyakit sombong, pada masa yang sama dia sedang memakai sifat itu.

6. Mendidik manusia secara tidak formal dan dari sikap diri kita lebih berkesan daripada sekadar memberi ilmu dan teorinya.

7. Ramai manusia dirosakkan oleh makhluk yang paling bodoh, yang tiada akal dan tidak bersekolah iaitu duit dan harta. Bahkan orang yang paling pandai seperti profesor pun dirosakkannya.

8. Bangsa yang mempunyai sifat taqwa dan ilmu akan menguasai manusia lain. Begitu pun banyak bangsa tidak boleh menempuh jalan ini. Maka mereka menguasai bangsa lain dengan kekuatan lahirnya tetapi kerosakannya terlalu banyak.

9. Orang yang memiliki dunia selalunya jiwanya tidak tenang. Orang yang memiliki Allah, jiwanya tenang. Justeru itu orang yang memiliki dunia ada yang membunuh diri sendiri. Ini tidak berlaku kepada orang yang memiliki Tuhan.

10. Orang yang membunuh dirinya sendiri lebih besar dosanya daripada orang yang membunuh orang lain.

11. Kehidupan manusia di dunia ini sebenarnya mudah diselesaikan jika tahu rahsianya. Iaitu dengan iman dan taqwa. Nanti akan berlakulah, pemimpin menaungi dan menegakkan keadilan, orang kaya akan pemurah, orang miskin sabar, orang berilmu memberi ilmu, ulama-ulama memberi nasihat dan mendidik dan pemuda-pemudi memberi tenaga. Semua manusia bermaruah dan bersifat malu. Setiap orang akan mengutamakan orang lain. Anak yang kecil ditunjukkan kasih sayang, anak yang masih bersekolah jangan tunjuk sayang atau benci manakala terhadap anak yang sudah dewasa, tunjukkan kemesraan dan selalu dijadikan kawan berbincang.

12. Seseorang manusia itu akan dikasihi atau diberi simpati kalau dia kenal dirinya dan pandai meletakkan diri pada tempatnya.

13. Telah menjadi tabiat semula jadi manusia setiap orang sukakan keamanan, kasih sayang, simpati, dibantu, dihormati,dan tidak diganggu. Namun adakalanya manusia itu lupa, bahkan lumrah berlaku perkara yang dia tidak suka itu disebabkan oleh dirinya sama ada secara langsung mahupun tidak. Sebagai contoh, apabila seseorang itu zalim, orang lain akan berdendam dan membuat kacau hingga hilang keamanan. Bila tiada keamanan, penzalim juga turut susah dan terancam. Bila orang kaya bakhil, banyak orang dengki dan sakit hati. Risikonya dia juga ikut sama menanggung. Bila seseorang itu sombong, orang benci. Jika berlaku sesuatu keadaan yang menyusahkannya, orang tidak akan ambil peduli dan orang tidak bersimpati. Jadi, sikap kita itulah adakalanya mengundang bala atau kesusahan. Bolehlah kiaskan dengan sikap-sikap yang lain.

JANGAN JADI TUKANG NILAI SAHAJA

by Shaari Bedin on Sunday, November 14, 2010 at 5:26pm

Dunia kini dipenuhi oleh ahli fikir, ilmuan dan cendikiawan yang kemampuan mereka sudah diiktiraf oleh berbagai jenis sijil dan ijazah yang mereka miliki, golongan ini selalunya mengisi kelaspertama dan superskill dalam sistem pembahagian kaya miskin manusia di dunia ini. Ertinya golongan ini merupakan "mastermind" yang menentukan corak dan arah, tamadun dan budaya manusia sejagat

Sebaliknya fikiran dan pandangan merekalah yang di terima sebagai penentu, benar atau tidak sesuatu perkara itu. Kalau mereka berkata benar (tentang sesuatu perkara) maka masyarakat juga kata benar tetapi kalau mereka kata tidak benar, maka masyarakat juga kata tidak benar. Tegasnya kalau mereka kata hitam, maka hitamlah, kalau mereka kata putih, putihlah kata masyarakat.

Menjadi satu "trend" golongan bijak pandai dalam masyarakat kita ini, iaitu mereka suka mengkritik, menilai tentang sesuatu yang berlaku dalam masyarakat. Malah seakan menjadi satu "trend" golongan ini untuk menulis dalam akhbar atau dalam buku tentang kritik mereka terhadap sesuatu isu. Bahan2 tulisan mereka menjadi bacaan dan santapan fikiran masyarakat yang kemudiannya mencorakkan fikiran masyarakat, selari dengan aliran fikiran mereka. Kalaulah sikap ini digunakan untuk menyampaikan kebenaran pada masyarakat, maka sikap ini besar faedahnya. Tapi kalau ianya untuk menyatakan kepalsuan dan kejahatan, maka sesungguhnyya sikap ini mesti ditentang habis2an.

Apa yang terasa oleh penulis kebelakangan ini ialah kecenderungan kritikus2 ini menilai dan mengkritik individu2 pemimpin samaada dari kalangan orang dakwah atau orang politik, pemimpin negara dan pemimpin masyarakat. Hasil penilaian mereka tercungkillah kebaikan dan kekurangan individu yang di fokaskan itu.

Demikian seterusnya golongan ini ghairah mngkritik dan menganalisa sesuatu harakah atau jemaah Islamiah, sama ada yang sedang giat sekarang atau di zaman silam. seperti tadi maka terdedahlah segala keistimewaan dan kegagalan yang ada pada badan yang di fokaskan itu. Selalunya hasil analisa mereka itu dapat kita tatap di muka akhbar atau dalam buku dan majalah.

Kita bukan tidak akui kebolehan mereka kerana mampu mengkaji dan menganalisa sesuatu perkara, tapi sikap ini sebenarnya sama seperti apa yang dikatakan oleh pepatah "baling batu sembunyi tangan". Iaitu satu sikap dari seorang yang bertanggunjawab, seorang yang hanya suka berteori tanpa praktikal atau seorang yang berfikir dengan tujuan melakukan "mental exercise" semata2, tidak untuk bekerja dan beramal. Dalam surah As- Saf ayat 2, Allah menyatakan kebencian Nya pada sikap demikian, maksudnya:

"Wahai orang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu lakukan. Sangat besar kebencian Allah bahawa kamu mengatakan apa yang tidak kamu lakukan"

Tukang2 nilai kita itu tahu akan kebaikan2 sesebuah jemaah Islam, tapi dia tidak pun mahu berjuang bersana2 untuk melaksanakan kebaikan itu. Seterusnya mereka tahu pula akan keburukan dan kelemahan sesebuah jemaah, tapi mereka tidak pun mahu membantu dan menampung kekurangan dan keburukan yang berlaku.

Apa maksud sebenarnya dengan mengatakan kelebihan dan keburukan (kelemahan) sesuatu jemaah, tapi tidak mahu terlibat menanggung kebikan dan keburukanya? Allah SWT tidak membenarkan umat Islam hanya mengkaji dan menilai, tapi memerintahkan agar manusia bekerja dan melaksanakan. Firman Nya di dalam surah At-Taubah ayat 105, maksudnya:

"Hendaklah kamu berbuat (melaksanakan), Allah akan menilai, Rasul juga menilai dan orang Mukmin juga akan menilai".

Bila kita beramal, Allah akan beri pahala. Rasul akan memberi syafaat, dan orang Mukmin turut memberi perhatian dan memberi sokongan. Barulah kita dikatakan telah memberi sumbangan pada kebangkitan agama kita. Barulah ada pembelaan yang sebenar terhadap kebenaran. Dan barulah kita akan memperolehi hasil yang selayaknya kita terima. Dan barulah layak kita mendapat "title" ilmuan (cendikiawan) yang berpotensi dan praktikal. Rasulullah SAW kerana tidak mahu menjadi seorang ilmuan yang lembab, telah mengajar kita satu doa:

"Ya Allah, berilah kami ilmu yang bermanfaat dan kami berlindung dengan ilmu yang tidak memberi manfaat".

Bahayanya ilmu yang tidak bermanfaat ini ialah, seorang yang banyak imu tapi tidak digunakan atau ilmu untuk diri nya sahaja atau ilmu yang dibekukan dalam golongan degree dan masternya saja.

Kalaupun digunakan hanya untuk mengkritik dan menilai tapi tidak untuk dipraktikkan dalam kehidupan. Bila ilmu tidak dipraktikkan jadilah empunyanya seorang pasif, tidak aktif berjuang dan melibatkan diri dalam masyarakatnya. Mereka terasing, "lone ranger" dan kalaupun muncul sekali sekala dalam seminar2 membentang kertas2 kerja.

Mereka hanya menyatakan sesuatu untuk diamalkan, tapi entah siapa yang mahu mengamalkannya mereka sendiri tidak tahu. Beramal dan bekerja itu lebih penting dan produktif dari berkata2 saja. Tetapi yang selalu di sibukkan bukan bekerja tapi berkata2 dan kata2 itu seakan di tujukan pada orang lain, agar orang itu yang mengamalkannya.

Sampai bila kita dilalaikan oleh sikap ini ?? Sedangkan hasil yang kita tunggu2 mustahil datangnya. Umpama orang yang ingin makan nasi tapi tidak berusha memasaknya, mana beras boleh jadi nasi dengan sendirinya.

Sepatutnya kita berjuang untuk membangunkan jemaah Islam, samaada ikut serta dengan jemaah yang sudah ada atau kalau yang ada semuanya tidak betul, bangunkan jemaah sendiri. Corakkan masyarakat dengan apa yang kita fikirkan itu dan kemudian rasakan beban berat yang mesti di pikul kerana berkorban dan berjuang di dalam masyarakat. Barulah kita tahu susah payahnya berjuang dan mudah2an waktu itu kita sedar bahawa "berat mata memandang, berat lagi bahu memikul"

Bahawa orang yang bergelumang dengan masyarakat menanggung susah payah yang tidak di rasakan oleh orang2 yang menjenguk masyarakat dari menara gadingnya saja. Kalau begitu untuk apa dikritik. Bukankah patut berterima kasih kepada pejuang2 masyarakat yang sanggup mengorbankan jiwa raga untuk masyarakatnya, walhal orang lain berenak enak di kerusi empuk dan tilam2 "dunlop" setiap siang dan malam.


*Teks Abuya ini di tulis pada tahun 1985, pada waktu itu jemaah Abuya berdepan dengan golongan para cendikiawan yang mula merasakan minda Abuya menongkah arus pemikiran mereka.

Poligami Menjana Kemakmuran Keluarga

Oleh: Fakhrur Razi Asaari

Apabila orang bertanya berapa jumlah isteri dan anak saya, umumnya mereka terkejut dengan jawaban saya. Empat isteri dan 23 anak? Macamana nak bagi makan? Itu respon spontan yang saya rasa wajar dipertanyakan.

Kalau saya bimbang tentang nafkah keluarga ini, mungkin nak kahwin satu pun saya tak berani. Tapi saya nak cerita apa yang sebenarnya berlaku dalam keluarga saya.

1. Saya berpoligami dengan niat kerana Allah dan cita-cita nak buktikan cinta pada Allah dan Rasul. Dari kecil-kecil lagi saya dengar orang mengata poligami itu zalim, punca huru-hara keluarga, dan lain-lain lagi perkara negatif. Atas didikan ayah saya, kenyataan itu saya tak boleh terima. Takkanlah Allah buat syariat yang salah? Takkanlah Rasulullah itu suami yang zalim. Lebih-lebih lagi bila ayah saya berpoligami, saya tak nampak pun sesiapa yang dizalimi oleh sistem poligami ini.

2. Bila saya berkahwin maka saya pastikan semua isteri saya punya cita-cita yang sama dengan saya. Sebab itu saya tak pilih sendiri dan tak bercinta sebelum kahwin, sebab saya tak nak ada kepentingan nafsu selain cita-cita itu. Saya serah pilihan itu pada ayah dan dia yang buat tapisan apakah calon isteri saya bersetuju dengan syarat tersebut.

3. Apabila cita-cita sama maka cara berfikir, berperasaan dan bertindak mudah diselaraskan. Di antaranya, kami semua menerima konsep dan pelaksanaan bahwa bukan suami sahaja boleh dikongsi, tapi kasih sayang, harta, kemakmuran, anak-anak, tanggungjawab, masalah dll itu boleh dan mesti dikongsi dalam rumahtangga kami.

4. Bila isteri-isteri dan anak-anak boleh diatur maka suami akan dapat beberapa orang yang taat setia dalam semua perkara, termasuklah dalam perniagaan. Ketika saya buat syarikat berupa kilang maka dari rumah saya sahaja sudah ada sekurang-kurangnya 4 orang pengurus yang saya percaya dan setia dengan saya. Ada pengurus: produksi, marketing, pentadbiran/kewangan, dan kebajikan. Suami menjadi pengarah syarikat yang memantau keseluruhan perjalanan syarikat itu khususnya perkara insaniah atau modal insan (human resources), penyelarasan, pengembangan dan menangani masalah-masalah yang tak dapat diselesaikan oleh pengurus, dll.

5. Anak-anak yang besar otomatik menjadi pekerja-pekerja yang taat dan bersungguh-sungguh. Kalau mereka buat salah, saya dapat menegur dan membetulkan kesalahannya tanpa perlu saya bimbang dia akan lari dari saya bekerja di tempat lain, sebab mereka tahu saya sayangkan mereka dan sebaliknya.

Saya hanya mengambil pekerja-pekerja dari luar rumah yang mana perlu sahaja, samada kerana tak cukup atau kerana perlukan kemahiran tertentu yang belum dikuasai oleh ahli keluarga sendiri. Begitupun saya layan mereka seperti anak-anak sendiri.

6. Dengan cara ini banyak penjimatan dalam syarikat. Tak perlu bayar gaji dan elaun yang mahal sebab kami boleh berkongsi rumah, kereta dan lain-lain. Kami bekerja sebagai sebuah keluarga, bukan sebagai majikan dan buruh. Keuntungan, kemakmuran dikongsi bersama. Begitu juga bila ada masalah diselesaikan bersama.

7. Walaubagaimanapun setiap orang akan mendapat habuan sesuai dengan kerajinan, kreatifiti dan kekuatan bergantung dan meminta kepada Tuhan. Perkongsian yang wajib dipersetujui oleh semua pihak adalah pada keperluan yang asas, yang semua orang memang tak boleh elak kena dapatkannya, seperti makan-minum, tempat tinggal, kenderaan, dll. Sedangkan yang bersifat keselesaan dan kemewahan adalah bergantung kepada kemampuan, peranan, tugasan dan kejayaan masing-masing dalam mendapatkan bantuan Allah dalam usahanya. Sebab itulah, saya menggalakkan ahli keluarga saya berlumba-lumba dalam membuat kebaikan dan kemajuan. Yakin bahwa Allah pasti akan membantu hamba-hamba-Nya yang bekerja dan berjuang untuk-Nya. Maka tak hairanlah kalau ada anak saya yang memiliki kereta sendiri, begitu juga isteri-isteri saya, ada yang punya kereta dan rumah sendiri selain kereta dan rumah saya yang boleh dikongsi oleh semua.

8. Hasil dari kerjasama ini, keluarga saya dari masa ke semasa bertambah makmur. Anak-anak pula jadi pandai berdikari. Anak-anak yang sudah berumahtangga buat juga perkara yang sama dalam keluarganya. Akhirnya, kami memiliki syarikat keluarga yang makin lama makin besar dan makmur. Poligami bila dilaksanakan dengan cara Allah dan Rasul benar-benar dapat menjana kemakmuran keluarga.

Salahkah Allah Benarkan Poligami?

Salahkah Allah Benarkan Poligami?
Benarkah Yahudi Kerana Menaja Pelacuran?

Memang lelaki mempunyai keinginan kepada lebih dari seorang wanita, tabiatnya memang demikian. Hebatnya Tuhan Pencipta melakukan penciptaan seagung itu hingga terpaksalah musuh-musuhnya, Yahudi dan Nasrani menganjurkan dan menghalalkan pelacuran dan perzinaan. Sibuklah dan teruklah Women’s Lib menentang poligami dari Tuhan.

Salahkah Tuhan? Apa faedahnya poligami? Relevankah ia dan kenapa wanita diseksa?

1. Poligami memaksa lelaki mampu berdepan dengan nafsu atau emosi atau cinta dunia wanita. Jika tidak, dia bagaikan terpenjara di neraka rumahnya.

1. Poligami meminta lelaki bertanggungjawab mengadili semua wanita-wanita yang jadi isterinya. Bagaimana lelaki dapat memenuhi segala keperluan dan keinginan asasi bagi anak-anak dan isteri-isteri adalah suatu kesusahan yang amat sukar bagi mereka.

1. Tuhan sebenarnya mencabar dan menyakiti lelaki bila dibuatkan berkeinginan dengan lebih dari satu wanita, tapi terpaksa melepasi sesuatu yg mustahil boleh dilaksanakan. Terhinalah mereka jika terpaksa melakukannya di dalam keadaan tidak menepati syarat rukun yang Tuhan tetapkan. Siapa kata suami syok dengan poligami? Bahkan ia lebih menyakitkan dan membebankan daripada apa yang ditanggung oleh wanita. Namun emosi lelaki tidak sedahsyat emosi wanita. Maka perasaan-perasaan sakitnya disembunyikan sedangkan perempuan bising dan riuh-rendah satu dunia. Kalau betullah poligami itu tidak menyakiti lelaki, mengapa hampir semua presiden dan pemimpin-pemimpin di dunia hanya ‘main-main belakang’. Sebenarnya sungguh memalukan, bilamana ramai pemimpin dunia tidak selesai dengan isteri, kalah hanya oleh seorang wanita. Kalau ada empat isteri, habislah kena ratah. Padahal Allah mencabar lelaki seolah-olah dengan berkata: “Engkau kalau tiada masalah, kahwinlah 2 atau 3 atau 4. Tapi kalau ada masalah, cukuplah seorang. Walhal satu isteri pun engkau tak mampu terhadap makhluk yang lemah itu. Engkau ini betul ke pemimpin?”

Kalau saya jadi lelaki, saya akan jawab begini, “Tuhan, kalau begitu, sepatutnya saya tidak boleh kahwin. Tapi naluri saya mewajibkan saya kahwin. Saya mengaku kalah dan saya mahu tanya, apakah jalan keluar untuk saya dan kaum lelaki?

1. Dibuatkan juga lelaki itu suka anak ramai. Wibawanya seorang ayah dapat lahirkan seramai-ramainya yang semuanya ‘menjadi’ (berwibawa). Tapi kebanyakan anak-anak hari ini jadi musuh kepada emak ayahnya. Tidak pandainya lelaki menyelamatkan anak-anak cukuplah menakutkan bilamana ada peperangan dalam rumah tangga. Lelaki, hebatnya hanya masalahnya tidak sampai diketahui umum tapi hakikatnya mereka lebih bermasalah dari perempuan atau merekalah sebenarnya jadi punca masalah kepada keluarga, masyarakat dan negara. Mereka kehilangan punca atau sumber mendapatkan formula atau jalan keluar untuk selesaikan masalah. Ini disebabkan mereka sudah kehilangan Tuhan. Tuhan sudah tidak ditemui, hilang oleh tipu-daya Yahudi.

1. Lelaki jahat sebenarnya lebih jahat dari perempuan paling jahat. Ini kerana perempuan umumnya jahat kerana terikut-ikutkan nafsu, bukan dirancang sangat. Kalau rancang pun, tidaklah berstrategi sangat. Sedangkan lelaki kalau jahat adalah bersistem, terancang dan besar-besaran. Ini kerana dirinya tidak terlalu emosional dan mampu kawal diri, lalu sempatlah menyusun gerakan dan strategi untuk mencapai sasaran. Tingginya emosi wanita membuatkan mereka selalu terlajak, menyesal kemudian. Ertinya lelaki lebih teruk nasibnya dari wanita, lebih dipersalahkan dari wanita. Lelaki lebih sukar melaksanakan tugas-tugas dan beban-beban dibanding wanita dengan peranannya.

1. Kata wanita, mereka hendak menuntut hak-hak mereka. Tahukah mereka kaum wanita, bahawa lelaki lebih patut menuntut hak-hak mereka dari kaum wanita. Mereka sebenarnya lebih kehilngan hak, contohnya:
1. Mereka terpaksa ikut kata isteri. Kata-kata mereka dipendamkan saja. Ini kerana wanita amat mendesak, mengasak, mengungkit, mengadu-ngadu, membuka aib dan rahsia serta mencanangkan kepada dunia perihal emosi mereka yang terancam. Umumnya lelaki akan mengalah. Tapi, kalaulah ada lelaki jahat yang lepaskan betul geramnya, maka perempuan pun lebih-lebih lagilah melenting-lenting lepaskan geram, tunjukkan perasaan perempuannya dan senang-senang minta cerai bagaikan suaminya tidak pernah berguna apa-apa kepadanya.
2. Bila lelaki buat juga poligami, merekalah yang jadi kutukan. Perempuan lebih menerima simpati. Lelaki tiada siapa yang simpati walhal penderitaan lelaki tidak dibenarkan berpoligami, siapa pun tidak pernah tanya.

1. Jangan kata Tuhan tidak adil. Jangan kata pelacuran lebih baik dari poligami. Adilnya Allah jadikan suami pemimpin, wanita hanya pengikut. Suami lebih terseksa sebenarnya tapi perempuan yang lebih mengaku terseksa. Menjadi pengikut pun tidak mampu, betulkah mampu menjadi pemimpin?

Allah adil datangkan Nabi buat contoh poligami yang indah dan harmoni. Untuk zaman ini lihatlah poligami Abuya Ashaari yang begitu hebat dan harmoni. Di Malaysia ini tidak payah bahas lagi poigami “ok ke tak?”. Pergilah ke Rawang, lihatlah bagaimana realiti poligami yang harmoni dan itulah yg dimaksudkan oleh Allah dan Rasul. Jangan tertipu oleh Yahudi yang menghina lelaki dan wanita oleh perzinaan, lebih-lebih lagi jangan terpedaya oleh poligami palsu yang dibuat hanya kerana tuntutan biologi lelaki, walhal Allah menyertakan pakej yang cukup baik untuk poligami.

Wahai saudara se-Islam, Allah dan Rasul terlalu sayangkan kita, masakan kita dibiarkan saja meneruskan kemelut ini. Yakinlah.

Friday, November 26, 2010

MENAHAN LAPAR SEMALAMAN KERANA MENGHORMATI TETAMU

19 Zulhijjah 1431H
Oleh : tanbihul_ghafilin.tripod.com

Seorang telah datang menemui Rasulullah s.a.w. dan telah menceritakan kepada Baginda s.a.w. tentang kelaparan yang dialami olehnya. Kebetulan pada ketika itu Baginda s.a.w. tidak mempunyai suatu apa makanan pun pada diri Baginda s.a.w. mahupun di rumahnya sendiri untuk diberikan kepada orang itu.

Baginda s.a.w. kemudian bertanya kepada para sahabat,"Adakah sesiapa di antara kamu yang sanggup melayani orang ini sebagai tetamunya pada malam ini bagi pihak aku?" Seorang dari kaum Ansar telah menyahut, "Wahai Rasulullah s.a.w. , saya sanggiup melakukan seperti kehendak tuan itu.".

Orang Ansar itu pun telah membawa orang tadi ke rumahnya dan menerangkan pula kepada isterinya seraya berkata, "Lihatlah bahawa orang ini ialah tetamu Rasulullah s.a.w. Kita mesti melayaninya dengan sebaik-baik layanan mengikut segala kesanggupan yang ada pada diri kita dan semasa melakukan demikian janganlah kita tinggalkan sesuatu makanan pun yang ada di rumah kita.

" Lalu isterinya menjawab, "Demi Allah! Sebenarnya daku tidak ada menyimpan sebarang makanan pun, yang ada cuma sedikit, itu hanya mencukupi untuk makanan anak-anak kita di rumah ini ?"

Orang Ansar itu pun berkata, "Kalau begitu engkau tidurkanlah mereka dahulu (anak-anaknya) tanpa memberi makanan kepada mereka. Apabila saya duduk berbual-bual dengan tetamu ini di samping jamuan makan yang sedikit ini, dan apabila kami mulai makan engkau padamlah lampu itu, sambil berpura-pura hendak membetulkannya kembali supaya tetamu itu tidakk akan ketahui bahawa saya tidak makan bersama-samanya.

" Rancangan itu telah berjalan dengan lancarnya dan seluruh keluarga tersebut termasuk kanak-kanak itu sendiri terpaksa menahan lapar semata-mata untuk membolehkan tetamu itu makan sehingga berasa kenyang. Berikutan dengan peristiwa itu,

Allah s.w.t. telah berfirman yang bermaksud, "Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka berada dalam kesusahan." (Al-Hasy : 9)

Segelas Air Sebanding Dengan Sejuta Pound

19 Zulhijjah 1431H
Oleh : kisahteladan.com

Penulis terkenal kebangsaan Mesir yang bernama Mustafa Amin, dimana beliau adalah salah satu yang dijebloskan ke dalam penjara di masa pemerintahan Gamal Abdul Naser pada tahun 1965, menceritakan kisahnya saat berada di dalam penjara.

Ia berkata, “Di antara bentuk penganiayaan yang ditetapkan pemerintah pada saat itu adalah melarang penghuni penjara makan dan minum. Larangan untuk makan sangatlah menyakitkan, walaupun masih memungkinkan untuk bertahan, akan tetapi haus adalah siksaan yang tidak mungkin bisa ditanggung, khususnya di bulan-bulan musim panas dengan derajat panas yang tinggi sekali,Selain itu saya mempunyai penyakit gula, yang mengharuskan saya banyak minum.

Di hari pertama pelarangan ini, saya masuk kamar kecil, di sana saya mendapatkan tempat air yang berisi air untuk istinja’, kemudian saya minum air tersebut sampai habis, dan sebagai ganti untuk istinja’, saya gunakan tissu toilet.

Dengan semakin bertambahnya rasa hausku, saya terpaksa minum air kencing. Sampai di hari ketiga, saya tidak mendapatkan air kencing untuk saya minum.
Saya sangat haus, saya merasakan siksaan yang sangat pedih. Kemudian, saya berjalan-jalan di dalam sel saya sehingga nampak seperti orang gila. Lidah dan tenggorokan saya kering.

Terkadang saya menunduk ke lantai dengan harapan semoga sipir penjara terlupa dan menyisakan setetes air ketika mereka mengepel lantai!!
Setelah itu saya merasakan bahwa saya hampir binasa, dalam kondisi seperti itu saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan,

saya kuras pikiranku, sampai saya terhuyung-huyung, ketika itu aku malihat bahwa pintu sel dibuka dengan perlahan-lahan, dan dalam kegelapan saya perhatikan ada tangan seseorang mengulurkan segelas air dingin. Saya tergoncang, terbayang seolah-olah aku telah gila?

Aku mulai melihat bayangan orang itu, ah … tidak mungkin ini air … ini hanyalah fatamorgana. Kemudian, saya ulurkan tangan dan saya benar-benar menyentuh gelas tersebut, ternyata sedingin es. Saya melihat pembawa gelas tadi meletakkan jarinya di atas bibirnya, seolah-olah ia berkata kepada saya, ‘Janganlah kamu bicara’.

Saya minum air tersebut, akan tetapi ia sangat berbeda dengan air yang pernah saya minum selama ini, ia adalah air yang paling nikmat yang pernah saya minum di dalam kehidupan saya sebelumnya. Kalau seandainya pada waktu itu aku memegang uang satu juta pound (junaih), niscaya aku berikan kepada sipir yang tidak kukenal ini.

Minum air segelas tersebut membuat ruh saya seakan kembali ke tubuh dan tidak perlu lagi makan karena kenyang. Bahkan, lebih dari itu, aku merasa tidak perlu dikeluarkan dari penjara. Saya merasakan kebahagiaan yang belum pernaha saya rasakan selama hidup saya, semua itu disebabkan segelas air yang dingin.

Setelah itu, sipir pergi dengan cepat seperti kedatangannya tadi dan menutup pintu sel dengan perlahan. Saya melihat bayangan sipir, ia adalah pemuda yang berkulit coklat dan berbadan pendek. Akan tetapi, saya merasakan ia seperti malaikat. Saya melihat langsung pertolongan ALlah di sel penjara.

Hari yang penuh siksaan terus berjalan, tanpa pernah lagi melihat sipir yang tidak saya kenal itu. Kemudian, saya dipindahkan ke ruangan penyiksaan di lantai dasar penjara. Setiap hari melihat sipir yang tidak saya kenal itu berdiri di hadapan saya.

Ketika itu saya hanya berdua. Saya bertanya dengan perlahan-lahan kepadanya, ‘Kenapa engkau lakukan perbuatan itu? Kalau mereka mengetahuinya tentu memecatmu’.

Dengan menyunggingkan senyum, ia menjawab, ‘Hanya memecat saya!? Bahkan, mereka akan membunuh saya dengan menembakkan senjata?’

Saya bertanya, ‘Apa yang membuatmu melakukan hal yang berbahaya itu?
Ia menjawab, ‘Sesungguhnya saya mengenal anda, namun anda tidak mengenal saya. Kira-kira 9 tahun yang lalu, seorang petani dari Giza mengirim surat kepada anda,

yang isinya menceritakan bahwa ia adalah seorang petani yang tinggal di sebuah perkampungan, dalam hidupnya ia sangat menginginkan membeli seekor sapi. Akan tetapi, setelah 6 bulan sapi yang berhasil dibelinya tersebut mati. Beberapa bulan setelah itu, yakni pada malam-malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan,

tiba-tiba pintu rumah yang sempit kepunyaan petani itu diketuk, dan datanglah utusan dari harian koran anda, Akhbarul Yaum, sambil memegang tali yang mengikat seekor sapi di belakangnya. Ketika itu koran harian Akbarul Yaum selalu mewujudkan beratus-ratus impian para pembacanya di malam-malam Lailatul Qadar di setiap tahunnya’.

Sipir itu terdiam sebentar, kemudian ia berkata, ‘Petani yang telah Anda kirimi seekor sapi kepadanya 9 tahun yang lalu adalah ayahku’.
Bukankah telah aku katakan kepada kalian tadi bahwa pertolongan Allah menyertaiku saat aku di dalam sel penjara?!

Demikianlah perbuatan baik yang telah dilakukan seorang penulis sejak 9 tahun yang lalu terhadap seorang petani telah membuahkan hasil dan bisa menyelamatkan hidup sang penulis (dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala). Segelas air di saat-saat ujian yang berat sekali lebih berharga dan lebih nikmat dari segala yang ada didunia.

Oleh karena itu, jadikanlah dalam beramal ikhlas semata-mata karena Allah Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya.

Menginfakkan harta di jalan kebaikan, pasti akan mendapatkan balasan walaupun setelah lama berlalu masanya. Terkadang balasan perbuatan baik itu akan berlipat ganda. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-baqarah: 272, yang artinya:

“Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Janganlah kamu membelanjakan sesuatu, melainkan karena mencari keridhaan Allah.

Apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup, sedang kamu sedikit pun tidak akan dianiaya (dirugikan)."

Thursday, November 25, 2010

DAHSYATNYA HARI KIAMAT DAN PADANG MAHSYAR

18 Zulhijjah 1431H
Oleh : suhaimi mohidin

Gambaran Hari Qiamat

✐ Selepas Malaikat Israfil meniup sangkakala (bentuknya seperti tanduk besar) yang memekakkan telinga, seluruh makhluk mati kecuali Izrail & beberapa malaikat yang lain. Selepas itu, Izrail pun mencabut nyawa malaikat yang tinggal dan akhirnya nyawanya sendiri.

✐ Selepas semua makhluk mati, Tuhan pun berfirman mafhumnya "Kepunyaan siapakah kerajaan hari ini?" Tiada siapa yang menjawab. Lalu Dia sendiri menjawab dengan keagunganNya "Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa." Ini menunjukkan kebesaran & keagunganNya sebagai Tuhan yg Maha Kuasa lagi Maha Kekal Hidup, tidak mati.

✐ Selepas 40 tahun, Malaikat Israfil a.s. dihidupkan, seterusnya meniup sangkakala untuk kali ke-2, lantas seluruh makhluk hidup semula di atas bumi putih, berupa padang Mahsyar (umpama padang Arafah) yang rata tidak berbukit atau bulat seperti bumi.

✐ Sekelian manusia hidup melalui benih anak Adam yg disebut "Ajbuz Zanbi" yang berada di hujung tulang belakang mereka. Hiduplah manusia umpama anak pokok yang kembang membesar dari biji benih.

✐ Semua manusia dan jin dibangkitkan dalam keadaan telanjang dan hina. Mereka tidak rasa malu kerana pada ketika itu hati mereka sangat takut dan bimbang tentang nasib & masa depan yang akan mereka hadapi kelak.

✐ Lalu datanglah api yang berterbangan dengan bunyi seperti guruh yang menghalau manusia, jin dan binatang ke tempat perhimpunan besar. Bergeraklah mereka menggunakan tunggangan (bagi yang banyak amal), berjalan kaki (bagi yang kurang amalan) dan berjalan dengan muka (bagi yang banyak dosa). Ketika itu, ibu akan lupakan anak, suami akan lupakan isteri, setiap manusia sibuk memikirkan nasib mereka.

✐ Setelah semua makhluk dikumpulkan, matahari dan bulan dihapuskan cahayanya, lalu mereka tinggal dalam kegelapan tanpa cahaya. Berlakulah huru-hara yang amat dahsyat.

✐ Tiba-tiba langit yang tebal pecah dengan bunyi yang dahsyat, lalu turunlah malaikat sambil bertasbih kepada Allah SWT. Seluruh makhluk terkejut melihat saiz malaikat yang besar dan suaranya yang menakutkan.

✐ Kemudian matahari muncul semula dengan kepanasan yang berganda. Hingga dirasakan seakan-akan matahari berada sejengkal dari atas kepala mereka. Ulama berkata jika matahari naik di bumi seperti keadaannya naik dihari Kiamat nescaya seluruh bumi terbakar, bukit-bukau hancur dan sungai menjadi kering. Lalu mereka rasai kepanasan dan bermandikan peluh sehingga peluh mereka menjadi lautan. Timbul atau tenggelam mereka bergantung pada amalan masing-masing. Keadaan mereka berlanjutan sehingga 1000 tahun.

✐ Terdapat satu telaga kepunyaan Nabi Muhammad SAW bernama Al-Kausar yang mengandungi air yang hanya dapat diminum oleh orang mukmin sahaja. Orang bukan mukmin akan dihalau oleh malaikat yang menjaganya. Jika diminum airnya tidak akan haus selama-lamanya. Kolam ini berbentuk segi empat tepat sebesar satu bulan perjalanan. Bau air kolam ini lebih harum dari kasturi, warnanya lebih putih dari susu dan rasanya lebih sejuk dari embun. Ia mempunyai saluran yang mengalir dari syurga.

✐ Semua makhluk berada bawah cahaya matahari yang terik kecuali 7 golongan yang mendapat teduhan dari Arasy. Mereka ialah:

ⅰ- Pemimpin yang adil.

ⅱ- Orang muda yang taat kepada perintah Allah.

ⅲ- Lelaki yang terikat hatinya dengan masjid.

ⅳ- Dua orang yang bertemu kerana Allah dan berpisah kerana Allah.

ⅴ- Lelaki yang diajak oleh wanita berzina, tetapi dia menolak dengan berkata "Aku takut pada Allah".

ⅵ- Lelaki yg bersedekah dengan bersembunyi (tidak diketahui orang ramai).

ⅶ- Lelaki yang suka bersendirian mengingati Allah lalu mengalir air matanya kerana takutkan Allah.

✐ Oleh kerana tersangat lama menunggu di padang mahsyar, semua manusia tidak tahu berbuat apa melainkan mereka yang beriman, kemudian mereka terdengar suara "pergilah berjumpa dengan para Nabi". Maka mereka pun pergi mencari para Nabi. Pertama sekali kumpulan manusia ini berjumpa dengan Nabi Adam tetapi usaha mereka gagal kerana Nabi Adam a.s menyatakan beliau juga ada melakukan kesalahan dengan Allah SWT. Maka kumpulan besar itu kemudiannya berjumpa Nabi Nuh a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Musa a.s., Nabi Isa a.s. (semuanya memberikan sebab seperti Nabi Adam a.s.) dan akhirnya mereka berjumpa Rasullullah SAW. Jarak masa antara satu nabi dengan yang lain adalah 1000 tahun perjalanan.

✐ Lalu berdoalah baginda Nabi Muhammad SAW ke hadrat Allah SWT. Lalu diperkenankan doa baginda.

✐ Selepas itu, terdengar bunyi pukulan gendang yang kuat hingga menakutkan hati semua makhluk kerana mereka sangka azab akan turun. Lalu terbelah langit, turunlah arasy Tuhan yang dipikul oleh 8 orang malaikat yang sangat besar (besarnya sejarak perjalanan 20 ribu tahun) sambil bertasbih dengan suara yang amat kuat sehingga 'Arasy itu tiba dibumi.

✐ 'Arasy ialah jisim nurani yang amat besar berbentuk kubah (bumbung bulat) yang mempunyai 4 batang tiang yang sentiasa dipikul oleh 4 orang malaikat yang besar dan gagah. Dalam bahasa mudah ia seumpama istana yang mempunyai seribu bilik yang menempatkan jutaan malaikat di dalamnya. Ia dilingkungi embun yang menghijab cahayanya yang sangat kuat.

✐ Kursi iaitu jisim nurani yang terletak di hadapan Arasy yang dipikul oleh 4 orang malaikat yang sangat besar. Saiz kursi lebih kecil dari 'Arasy umpama cincin ditengah padang . Dalam bahasa mudah ia umpama singgahsana yang terletak dihadapan istana.

✐ Seluruh makhluk pun menundukkan kepala kerana takut. Lalu dimulakan timbangan amal. Ketika itu berterbanganlah kitab amalan masing-masing turun dari bawah Arasy menuju ke leher pemiliknya tanpa silap dan tergantunglah ia sehingga mereka dipanggil untuk dihisab. Kitab amalan ini telah ditulis oleh malaikat Hafazhah / Raqib & 'Atid / Kiraman Katibin.

✐ Manusia beratur dalam saf mengikut Nabi dan pemimpin masing- masing. Orang kafir & munafik beratur bersama pemimpin mereka yang zalim. Setiap pengikut ada tanda mereka tersendiri untuk dibezakan.

✐ Umat yang pertama kali dihisab adalah umat Nabi Muhammad SAW, dan amalan yang pertama kali dihisab adalah solat. Sedangkan hukum yang pertama kali diputuskan adalah perkara pertumpahan darah.

✐ Apabila tiba giliran seseorang hendak dihisab amalannya, malaikat akan mencabut kitab mereka lalu diserahkan, lalu pemiliknya mengambil dengan tangan kanan bagi orang mukmin dan dengan tangan kiri jika orang bukan mukmin.

✐ Semua makhluk akan dihisab amalan mereka menggunakan satu Neraca Timbangan. Saiznya amat besar, mempunyai satu tiang yang mempunyai lidah dan 2 daun. Daun yang bercahaya untuk menimbang pahala dan yang gelap untuk menimbang dosa.

✐ Acara ini disaksikan oleh Nabi Muhammad SAW dan para imam 4 mazhab untuk menyaksikan pengikut masing-masing dihisab.

✐ Perkara pertama yang diminta ialah Islam. Jika dia bukan Islam, maka seluruh amalan baiknya tidak ditimbang bahkan amalan buruk tetap akan ditimbang.

✐ Ketika dihisab, mulut manusia akan dipateri, tangan akan berkata- kata, kaki akan menjadi saksi. Tiada dolak-dalih dan hujah tipuan. Semua akan di adili oleh Allah Ta'ala dengan Maha Bijaksana.

✐ Setelah amalan ditimbang, mahkamah Mahsyar dibuka kepada orang ramai untuk menuntut hak masing-masing dari makhluk yang sedang dibicara sehinggalah seluruh makhluk berpuas hati dan dibenarkannya menyeberangi titian sirat.

✐ Syafaat Nabi Muhammad SAW di akhirat :

ⅰ- Meringankan penderitaan makhluk di Padang Mahsyar dengan mempercepatkan hisab.

ⅱ- Memasukkan manusia ke dalam syurga tanpa hisab.

ⅲ- Mengeluarkan manusia yang mempunyai iman sebesar zarah dari neraka.

(Semua syafaat ini tertakluk kepada keizinan Allah SWT.)

✐ Para nabi dan rasul serta golongan khawas juga diberikan izin oleh Tuhan untuk memberi syafaat kepada para pengikut mereka. Mereka ini berjumlah 70 000. Setiap seorang dari mereka akan mensyafaatkan 70 000 orang yang lain.

✐ Setelah berjaya dihisab, manusia akan mula berjalan menuju syurga melintasi jambatan sirat. Siratul Mustaqim ialah jambatan (titian) yang terbentang dibawahnya neraka. Lebar jambatan ini adalah seperti sehelai rambut yang dibelah tujuh dan ia lebih tajam dari mata pedang. Bagi orang mukmin ia akan dilebarkan dan dimudahkan menyeberanginya.

✐ Fudhail bin Iyadh berkata perjalanan di Sirat memakan masa 15000 tahun. 5000 tahun menaik, 5000 tahun mendatar dan 5000 tahun menurun. Ada makhluk yang melintasinya seperti kilat, seperti angin, menunggang binatang korban dan berjalan kaki. Ada yang tidak dapat melepasinya disebabkan api neraka sentiasa menarik kaki mereka, lalu mereka jatuh ke dalamnya.

✐ Para malaikat berdiri di kanan dan kiri sirat mengawasi setiap makhluk yang lalu. Setiap 1000 orang yang meniti sirat, hanya seorang sahaja yang Berjaya melepasinya. 999 orang akan terjatuh ke dalam neraka.