Saturday, April 18, 2009

DALAM ISLAM PEMERINTAH ADALAH WAKIL ALLAH, BUKAN WAKIL RAKYAT

Semua ideologi dan isme di dunia ini memandang bahwa pemerintah atau pemimpin itu adalah wakil-wakil rakyat yang naik untuk memperjuangkan hasrat rakyat. Mereka akan bersuara mengikuti suara rakyat, bertindak mengikuti kehendak rakyat. Hakikatnya dasar pemerintah ditentukan oleh rakyat. Dengan kata lain, dalam sistem pemerintahan sekuler, dasar dan tujuan pemerintahan ditentukan oleh akal dan nafsu manusia semata-mata. Itu pun bukan oleh pemerintah itu sendiri tapi oleh rakyat. Sebab itu pemerintah juga disebut wakil rakyat.
Dalam Islam, pemerintah ditunjuk atau dilantik oleh ALLAH, baik secara langsung atau tidak. Kalau nabi-nabi dan rasul-rasul ditunjuk secara langsung oleh ALLAH melalui wahyuNya. Sedangkan selain mereka, ditunjuk secara tidak langsung baik mereka ditunjuk atau diisyaratkan secara umum oleh Hadist ataupun dilantik melalui ahlul halli wal 'aqdi. Sepanjang sejarah semua pemimpin Islam yang haq, yang pernah menegakkan keadilan bukan dipilih oleh rakyat melalui pemilu tetapi dinaikkan sendiri dengan persetujuan hati manusia atau dinaikkan oleh ahlul halli wal 'aqdi. Demikianlah caranya ALLAH melantik wakil-wakilNya.
Artinya dalam Islam, pemerintah itu ialah wakil ALLAH. ALLAH yang melantik dan ALLAH yang akan menaikkan. Jadi mereka bertanggung jawab untuk menjalankan dasar dan tujuan pemerintahan yang ALLAH tentukan. Kesemuanya telah termaktub dalam Al Quran dan Sunnah. Selaku wakil ALLAH, pemimpin-pemimpin itu adalah orang-orang yang faham tentang ALLAH, tahu tentang Kerajaan ALLAH, faham dasar dan tujuan pemerintahan yang ALLAH tentukan, faham hukum-hukum yang datang dari ALLAH dan tahu melaksanakannya. Sewaktu melantik mereka, ALLAH seolah-olah berkata begini:
Bumi ini Aku yang punya. Manusia-manusia itu hamba-hambaKu. Aku malu bumi itu dan hamba-hambaKu itu dikelola, diurus, dididik, dipimpin dan dimajukan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu, Aku lantik kamu menjadi wakilKu untuk menjalankan kerja-kerja pemerintahan seperti yang telah Aku tunjukkan dalam Al Quran dan Hadist NabiKu.
Wakil-wakil ALLAH yang paling utama ialah nabi-nabi dan rasul-rasul. Berikutnya ialah para waliNya yang bertaraf mujaddid. Hadist juga menunjukkan kepemimpinan Imam Mahdi dan Pemuda Bani Tamim dari Timur di akhir zaman ditunjuk oleh ALLAH melalui lidah RasulNya. Begitu juga pemerintahan Muhammad Al Fateh telah diisyaratkan oleh Hadist. Karena mereka ini semuanya adalah wakil-wakil ALLAH yang dilantik secara langsung atau tidak, maka kita lihat pemerintahan dan kenaikan mereka begitu unik sekali. Mereka dilantik bukan hasil pilihan rakyat. Pemerintahan mereka benar-benar membawa keamanan dan kemakmuran pada negara dan rakyat.
Pemerintah atau pemimpin Islam yang tidak ditunjuk oleh wahyu secara langsung, hakikatnya juga ditunjuk oleh wahyu bila ia dilantik oleh ahlul halli wal 'aqdi, karena kaedah perlantikan pemerintah atau pemimpin melalui ahlul halli wal 'aqdi, adalah kaedah yang ditunjuk oleh Al Quran. Maka menurut kaedah itu artinya menerima pemerintah yang ditunjuk oleh wahyu secara tidak langsung. Sebab itu bagi saya, Khulafa'ur Rasyidin dan pemerintah lain yang dilantik oleh ahlul halli wal 'aqdi adalah pemerintah yang ditunjuk oleh wahyu secara tidak langsung. Mereka itulah pemerintah Islam yang haq. Sebab itu hasil pemerintahan mereka sungguh luar biasa. Yakni tercapainya keamanan dan kemakmuran hakiki. Suasana yang dijamin oleh ALLAH kalau manusia benar-benar menurut syariatNya.
Cara naiknya wakil rakyat ialah melalui pemilihan secara berpartai. Untuk dapat suara, mereka hanya perlu pandai bicara. Kalau pandai beragumentasi lebih bagus lagi. Kadang-kadang pandai juga menghina dan memfitnah lawan. Kalau perlu, main kotor. Karena yang mereka jalankan adalah politik Barat, di mana orang Barat pun mengakui kekotorannya, Politic is a dirty game. Rakyat umum yang menilai kepemimpinan seorang karena kepandaiannya berbicara dan banyak berjanji manis, akan memberi suara murahan, maka naiklah si tukang pandai bicara tadi menjadi pemimpin atau wakil rakyat.
Kenaikan wakil-wakil ALLAH menjadi pemerintah jauh berbeda dengan cara-cara kenaikan wakil-wakil rakyat tadi. Hal itu dapat dilihat bagaimana Rasul-Rasul, Khulafaur Rasyidin dan para mujaddid tampil menjadi pemimpin ummah. Mereka menjadi pemimpin sebelum dilantik menjadi pemimpin resmi. Mereka mulai memimpin dari seorang diri. Lama-kelamaan menjadi beratus hingga beribu orang yang menerima kepemimpinannya. Maka ia menjadi pemimpin dengan sendirinya untuk ribuan pengikutnya. Manusia menjadikannya sebagai tempat rujuk. Mereka menyerahkan diri dan hati padanya, bukan hanya memberi suara. Pada mulanya ia adalah pemimpin tidak resmi atau termasuk juga sebagai ulil amri tidak resmi. Bila tiba saatnya, ia ditunjuk menjadi pemimpin resmi, bukan melalui pemilihan tetapi dengan hati, yang sebelumnya telah disetujui lebih dahulu oleh ahlul halli wal 'aqdi.
Terbukti dalam sejarah bahwa pemerintahan Islam yang sempurna, adil serta bijaksana, karena Penciptanya adalah Zat Yang Maha Bijaksana, telah menghasilkan sebuah masyarakat terbaik yang tiada tandingannya. Yakni masyarakat contoh generasi salafussoleh sekitar 300 tahun dari Rasulullah.

0 comments:

Post a Comment